My Lady (Chapter 5 – END)

Author : JS
Genre : Romance, Action

Cast :
– Eunra Wu
– Kris Wu
– Huang ZiTao

Note : Annyeong^^ mian chapter terakhirnya lama hehehe. Author gampang banget dilanda (?) writer’s block T_T maaf yaa kalau kecepetan T^T

Happy reading!

—————————–

Eunra POV

Aku terbangun dengan sakit di sekujur tubuhku. Aku berusaha menggerakkan tanganku. Apa? Terikat?! Aku melirik ke arah kakiku… Terikat juga. Sialan!

Aku memandang ke ruangan ini. Semuanya berwarna putih. Dari dinding, lemari. Dan banyak lagi. Dimana ini? Aku menghela nafas.

Tenang.. Eunra. Tenang…

Aku berusaha mengingat. Astaga! Seseorang pasti telah menculikku dan membawaku kesini! Iya. Dia.

Flashback

Badanku bergetar ketakutan. Aku melangkah mundur hingga menabrak sofa.

“Tao? Apa yang kau lakukan disini?”

“Aku? Aku hanya ingin menjemputmu, Eunra”

“Apa? Apa maksudmu?”

“Menjemputmu untuk tinggal bersamaku”

Langkah Tao semakin mendekat ke arahku. Nafasku tercekat. Jantungku berdetak dua kali lebih cepat. Apa ia ingin melakukan sesuatu padaku? Tidak!

“Kris!!! To-”

Setelah itu padanganku gelap. Kata terakhir yang kuingat adalah..

“Selamat tidur, Eunra”

Flashback off.

“Akh..”

Aku merintih. Kepalaku terasa pusing. Pasti karena efek bius yang diberikan Tao. Apa sebenarnya yang namja ini inginkan padaku? Bukannya semuanya sudah jelas.

Cklek…

“Oh, rupanya kau sudah bangun, baby”

Baby? Cih. Aku merasa jijik dipanggil begitu padanya.

“Tao! Lepaskan ikatan ini!!!”

“Uh-oh. Tak sebegitu cepat, sayang”

Tao berjalan mendekati kasur. Membuat bulu kudukku berdiri. Aku takut apa yang ingin ia lakukan padaku? Aku memejamkan mataku erat. Tak ingin membukanya. Aku merasa kasurnya bergerak. Pasti ia naik ke atas kasur. Sebuah tangan mengelus pipiku.

“Eunra.. Buka matamu. Aku tak akan menyakitimu”

Aku membuka mataku dan berhadapan dengan matanya yang tajam bagai elang. Aku takut. Kris… Dimana kau?

*****

“Apa tak satupun dari kalian yang tau dimana dia?!!!”

Brak!

Kris menggebrak meja tamunya dengan kasar. Beberapa polisi yang duduk diseberangnya bergidik ketakutan. Kyungsoo hanya bisa duduk menenangkan Kris. Sebenarnya ia juga khawatir dan takut, sama halnya dengan Kris. Tapi setidaknya Kyungsoo bisa menahan amarahnya.

“Kris. Semua butuh proses”

“Tiga hari. Eunra sudah menghilang tiga hari dan tak satupun kalian menemukan clue nya?!”

Lagi-lagi Kris membentak dan menunjuk ke arah polisi itu.

“Maaf, Tuan. Tapi, benar-benar tak ada petunjuk”

Kris mengacak rambutnya frustasi. Ia kembali menghempaskan tubuhnya di sofa. Tak lagi menggubris polisi itu yang terus berbicara. Akhirnya Kyungsoo lah yang ambil alih.

“Kalau begitu, kita harus melakukan apa?”

“Apa kami bisa tau bagaimana Nyonya Wu?”

“Bukannya aku sudah bilang orangnya bagaimana, hah!!”

“Kris. Diamlah”

“Jadi.. Kalian bukannya sudah tau bagaimana Eunra?”

“Maksud kami.. Kebiasaannya mungkin? Dengan memberitahu itu, mungkin saja kami bisa menebak siapa yang menculiknya”

Kyungsoo mengangguk.

“Apa Nyonya Wu pernah terlibat masalah?”

“Hm.. Ya. Kemarin teman lamanya datang kembali ke Seoul. Namanya Tao. Seharusnya Eunra menikah dengan Tao, tapi ia lebih memilih Kris”

Polisi itu mengangguk. Ia mencatat semua yang dikatakan Kyungsoo. Tangannya mengetuk meja. Ia terlihat berpikir.

Disisi lain, Kris juga berusaha berpikir. Tao… Eunra.. Pernikahan.. Perjanjian… Oh, apakah…

“Tunggu. Kalau Eunra diculik tepat setelah aku pergi kerja, itu berarti dia mengira aku adalah orang yang memencet bel”

Polisi itu memandang Kris dengan kaget. Begitu juga Kyungsoo yang menunggu Kris melanjutkan kata-katanya.

“Kalau Eunra langsung membukanya, lalu orang lain yang berada di situ, ia pasti bertanya atau kembali menutupnya”

“Tidak. Eunra tidak melakukan itu. Tidak sopan jika ada tamu orang yang tak kau kenal dan langsung menutup pintu” lanjut Kyungsoo. Kris kembali menghempaskan dirinya di sofa. Hipotesisnya gagal.

“Sebentar, Tuan Wu. Kalau Eunra-ssi bertemu dengan orang tak dikenal, apa ia langsung menyuruhnya masuk?”

Baik Kris maupun Kyungsoo berpandangan. Hanya mereka yang tau bagaimana sifat Eunra.

“Eunra terlalu takut membawa orang lain masuk ke dalam rumah. Apalagi kalau ia sedang sendiri di rumah”

“Ditambah.. Dia sedang hamil”

Polisi itu mencatat semua yang dikatakan keduanya. Penting tidak penting, dia menulisnya. Mungkin saja ini bisa mengarah pada petunjuk pelaku.

“Kecuali tamunya adalah orang yang ia kenal”

“Ya, seperti umma atau appa. Atau aku misalnya” lanjut Kyungsoo.

“Berarti, tamunya adalah orang yang Eunra-ssi kenal, begitu bukan?”

Keduanya mengangguk. Polisi itu terlihat berpikir lagi. Lalu ia tersenyum.

“Baiklah, sekarang kita harus mendata siapa saja orang yang Eunra-ssi kenal dengan akrab”

*****

Plak!

“Aku bilang makan!”

Tao meletakkan baki makanan di atas nakas. Ia lalu membanting pintu kamar dengan keras. Air mata kembali meluncur di pipi Eunra. Tangannya bergetar meraih roti di baki itu dan memakannya dalam diam.

Kris.. Apa ia sedang mencariku?

Tiga hari sudah Eunra diperlakukan seperti hewan peliharaan bagi Tao. Sakit. Tubuhnya dari atas sampai bawah terasa sakit. Seringkali Tao datang dan memaksa Eunra bercinta dengannya. Tentu saja ia tak peduli bahwa Eunra sedang mengandung. Badan Eunra bergetar. Ia ingin melarikan diri. Tapi tak ada ventilasi atau jendela di kamar ini. Hanya ada AC yang mengganti udara di kamar putih ini.

Eunra kembali terisak. Badannya dipenuhi lebam dan darah kering di beberapa tempat. Tao bahkan kerap melukai kulitnya hingga berdarah. Tao sudah gila. Eunra menutup mulutnya, meredam tangisannya. Tao begitu benci melihat Eunra menangis. Dan ia pasti akan menghukum Eunra jika yeoja itu menangis lagi.

BRAK!

Eunra terlonjak kaget. Badannya sudah sangat lemah. Ia tak mampu bergerak saat Tao menghampiri dirinya dan menjambak rambutnya kasar.

“Berapa kali sudah kubilang jangan menangis, hah?”

Eunra bergidik. Mulutnya berkata lirih, ‘mianhae’

PLAK!

“Maaf? Aku sudah bosan mendengarmu minta maaf, Eunra. Dasar kau tak berguna!”

BUGH!

Tao menonjok perut Eurna kasar. Ia merasa perutnya sakit, sekali. Ia bahkan tak bisa menahan itu dan pingsan.

~~

~~

Kris memacu mobilnya cepat. Sangat diluar kendali. Disebelahnya, Kyungsoo duduk dengan ketakutan.

‘Aku benar-benar akan membunuhmu kalau aku tau kau melukai Eunra’

Dibelakang mobil Kris, beberapa mobil polisi ikut mengikutinya. Kris menggenggam stir mobilnya erat. Mereka sedang menuju ke rumah tempat Eunra diculik.

Sialan. Seharusnya Kris mengira dari awal bahwa Tao adalah biangkerok dari penculikan ini.

‘Tao. Aku tak akan pernah memaafkanmu’

******

Eunra terbangun saat mendengar suara sirene polisi di luar. Matanya terbuka. Tak lama ia mendengar suara tembakan tak jauh dari kamarnya. Eunra terduduk. Apa lagi yang terjadi?

BRAK!

Jantung Eunra terasa copot. Tapi setelah itu ia bernafas lega. Air mata kembali jatuh di pipinya.

“Kris….”

~~

~~

EPILOG

Sinar matahari pagi masuk dari celah jendela. Seorang yeoja dengan sibuk membangunkan para malaikatnya. Ia kembali ke dapur dan memakai celemek biasanya. Ia mengambil panci dan bahan makanan. Tepat saat ia hendak menggoreng telur, sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Membuatnya terlonjak. Trauma itu masih melingkar di pikirannya, tapi ia sadar. Itu bukanlah orang lain, melainkan suami yang sangat ia cintai.

“Pagi, Nyonya Wu”

Suara namja itu berat. Khas orang habis bagun tidur. Kepalanya di sandarkan di leher yeoja itu.

“Selamat pagi, Kris”

“Bagaimana tidurmu, Eunra Wu?”

Eunra, yeoja itu, tertawa. Ia menoleh dan mencium kilat bibir Kris.

“Nyenyak. Segeralah mandi. Kau akan terlambat”

“Hmm~”

Bukannya pergi, Kris malah terdiam di situ. Eunra menghela nafasnya. Selalu saja.

“Umma! Appa! Selamat pagi!”

Keduanya menoleh mendapati suara cempreng anak-anaknya.

“JongDae-ah~ Minseok-ah~ selamat pagi”

Kedua anaknya duduk berdampingan di meja makan. Berceloteh entah tentang apa. Begitu asik dengan memainkan mainan mobil-mobilannya. Eunra tersenyum. Ia menoleh lagi pada Kris dan mencium bibirnya. Kali ini agak lama.

“Gomawo, Kris. Gomawo”

“Bukannya aku yang seharusnya bilang begitu padamu, Eunra?”

Eunra tersenyum. Ia memeluk erat Kris.

“Umma! Cepat buatkan sarapan! Kami lapar~”

Kris tertawa

“Ternyata dia cerewet sepertimu, ya” bisik Kris di telinga Eunra. Eunra memukul dada Kris kesal. Dasar. Kris memang tak pernah berubah.

– THE END –