Guardian Angel (Chapter 4 – END)

Author : JS
Genre : Romance, Yadong, Sad gagal

Cast :
– Sung Jungmi
– Suho

Note : Annyeong^^ mian chapter akhir ini lama keluarnya. Author baru sempet publish sih. Sekolah udah pada masuk, ya kan? Kelas baru~ hehehe. Agak sibuk juga sih. Tapi alhamdulillah :p

happy reading! ^^

——————————–

Author POV

“Kau sudah tau peraturannya, Suho”

Suara itu. Begitu tegas dan memojokkan. Seperti anak panah yang tepat mengenai sasaran. Kepala Suho tertunduk. Badannya terlihat bergetar.

“Kau sudah melakukannya dengan manusia itu. Itu berarti kau membuat benang diantara kalian. Kau tau bukan itu berbahaya bagimu?”

Suho mengangguk. Dari tadi yang ia lakukan hanya mengangguk dan menjawab sebisanya.

“Kalau begitu, kenapa kau melakukannya, Suho?”

“Oppa… Sakit… Oppa, kau dimana? Sakit. Kepalaku sakit sekali. Oppa, aku merindukanmu…”

Kepala Suho terangkat. Matanya membesar. Suara siapa tadi? Jungmi? Apa sekarang ia bisa mendengar Jungmi?

“Kau bisa mendengarnya, Suho”

Alis Suho mengernyit. Ia memandang Kris dengan apa-tadi-maksudmu. Kris tampak mengambil nafas dalam-dalam. Ia begitu benci dengan adegan ini. Itulah mengapa ia benar-benar menjaga dongsaengnya.

“Kalian menciptakan benang. Yang menyatukan mu dan Jungmi, Suho. Kau bisa mendengarnya. Kalian akan terus terikat satu sama lain”

Kris menarik nafasnya lagi. Ia berjalan ke arah Suho dan berhenti tepat di depan Suho. Kris memegang kedua bahu Suho.

“Kau harus meninggalkannya”

Mata Suho membulat. Meninggalkan Jungmi.. Di keadaan seperti ini? Tidak. Suho tidak akan memilih pilihan itu.

“M-mwo? Aku tak bisa, hyung”

Pandangan Kris menyilatkan kemarahan, tapi ia menahannya. Seberusahan mungkin ia menjelaskan pada Suho, tapi namja ini selalu melawannya.

“Wae? Kau pasti punya alasan untuk itu”

“Aku mencintainya, hyung. Baru kali ini aku merasa seperti ini. Aku benar-benar mencintainya”

Tangan Kris terkepal. Tangannya terangkat dan berhenti beberapa senti tepat di depan wajah Suho. Kris menarik kembali tangannya.

“Kris.. Biar aku yang bicara padanya” ucap Luhan. Ia mengisyaratkan Suho untuk mengikutinya.

Luhan menepuk tempat di sebelahnya. Dari sini mereka bisa melihat bumi. Manusia yang berlalu lalang di trotoar dan jalanan yang tampak macet. Hiruk pikuk jalanan Seoul terlihat dari atas sini.

“Kau seharusnya tau apa yang kau lakukan, Suho”

“Aku tau, hyung”

“Lantas, kenapa?”

“Karena aku mencintainya”

Luhan terdiam. Ia berpengalaman melalui ini. Cinta. Apa yang mereka tau tentang cinta? Luhan tak pernah sekalipun merasakan itu. Dan memang seharusnya tak boleh. Luhan menghela nafas.

“Cinta kadang membuat kita buta, Suho”

“Aku-”

“Aaarrggh!! Sakit!!! Umma.. Appa.. Oppa…”

Suho berdiri tegak. Ia panik. Jungmi, ia tidak sedang baik-baik saja. Tangan Suho memegang dadanya. Dadanya sesak. Jungmi sedang membutuhkannya.

“Suho?”

“Oppa… Aku sudah tak tahan lagi.. Hiks hiks. Sakit. Menusuk sampai ke tulang oppa. Oppa, kau dimana? Apa kau baik-baik saja?….”

Suho tersenyum miris. Keadaan begitu Jungmi masih mengkhawatirkannya? Suho berbalik ke Luhan.

“Hyung.. Aku tak bisa meninggalkannya”

Gigi Luhan menggertak emosi. Apa bagusnya manusia itu? Ia tidak suci, kotor, lemah. Tidak se-level dengan Suho. Manusia itu jelek. Bahkan kaum nya berkali-kali lipat lebih cantik dari manusia itu.

“Tinggalkan ia, Suho. Sebentar lagi Jungmi juga akan menemui takdirnya”

“Itu masalahnya, hyung!”

“Apa?”

“Jungmi. Aku tak mau melihatnya mati. Melalui segala kesakitan ini. Jebal.. Hyung. Pasti ada yang bisa kau lakukan”

Tangan Luhan mengepal. Suho begitu bersikeras. Membiarkan Jungmi hidup? Mereka bahkan tak pernah menyalahi takdir.

“Jangan bodoh, Suho. Itu adalah takdirnya”

“Potong sayapku, hyung. Potong. Dan berikan pada Jungmi. Buat dia tetap hidup, hyung”

Mata Luhan membulat. Ia tak bisa menahan emosinya. Kepalan tangannya melayang ke wajah Suho. Membuat Suho terjungkal ke belakang dan hidungnya berdarah. Suho belum mau menyerah. Ia berlutut dan memeluk kaki Luhan.

“Hyung… Jebal… Jebal…”

———————————

Jungmi terbangun. Ia memegang hidungnya. Darah.. Jungmi segera menyekanya dengan tissu dan duduk di kasur. Sudah seminggu ia menginap di rumag sakit. Ia tak tau kapan ia bisa pulang. Tapi yang jelas tadi malam ia mendengar dokter berbicara tentang operasi pada ahjumma pelayan.

Operasi.. Betapa Jungmi begitu membenci itu. Ia sudah pernah mengalami itu. Waktu kecil. Dan sia-sia. Nyatanya tumor nya kembali muncul dan bersarang di otaknya. Air mata Jungmi jatuh setitik. Lalu menjadi semakin deras ketika ia mengingat masa itu.

Suho…

Jungmi menoleh ke arah jendela. Tak ada apa-apa disana. Tak ada angin atau kehangatan Suho. Atau bahkan wajah Suho. Jungmi merindukan Suho. Sangat. Ia memegang dadanya.

Oppa.. Aku ingin kau kembali. Jebal…

—————————-

Kris masih terdiam. Tak sedikitpun ia bergerak walau Suho berlutut di depannya dan meminta-minta padanya.

“Dimana letak harga dirimu, Suho?”

Suho sudah bosan meminta seperti ini. Harga dirinya sudah terinjak. Tapi ia harus tetap berjuang demi Jungmi. Yeoja itu.. Ia begitu mencintainya. Ia tak tega melihat Jungmi begitu tersiksa dengan penyakitnya. Rasa sakit itu.. Seperti Suho juga bisa merasakannya.

“Aku mencintainya, Kris”

“Dan kau mengorbankan sayapmu, hidupmu dan keluargamu hanya untuk manusia seperti Jungmi?”

“Aku akan melakukan apapun agar bisa bersamanya”

Kris kehabisan ide. Suho begitu keras kepala. Ia bangkit dari kursinya dan berhenti tepat di depan Suho.

“Berdirilah”

Kepala Suho terangkat. Apa Kris mengabulkan permintaannya? Ia berdiri dan memandang Kris tak percaya.

“Sepertinya aku sudah tak bisa melakukan apa-apa lagi selain mengabulkan permintaanmu. Dan itu berarti, iya”

“H-hyung.. A… Kenapa?”

“Ini adalah pilihanmu sendiri, Suho. Kau yakin dengan pilihanmu, benar?”

Suho mengangguk. Ia seperti anak kecil yang senang karena dapat lolipop.

“Kuharap kau tak kecewa dengan pilihanmu”

“Tak akan, hyung. Tak akan”

***********

Jungmi memakai baju operasi dengan lengkap. Ia masih berbaring di kasurnya. Satu jam lagi operasi akan mulai. Ia tak bisa menolak.

“Jungmi.. Jungmi…”

Jungmi tersenyum miris saat melihat umma dan appa menghampiri dirinya. Ia memeluk umma nya langsung. Tangisnya pecah. Ia juga melihat appa nya ikut memeluk dirinya. Bersama-sama.

~~~

Tak ada sepatak katapun yang keluar dari mulut Suho. Ia memeluk para donsaengnya lama. Tak perlu kata, lewat pelukan inipun Suho bisa menyampaikan kata-katanya.

“Hyung.. Kita pasti merindukanmu”

Suho mengangguk. Ia menoleh dan melihat Chanyeol. Namja itu lantas memeluk dirinya erat.

“Hyung.. Baik-baik nanti. Aku pasti akan mengunjungimu jika sempat”

Setitik air mata jatuh dari mata Suho. Ia mengangguk pada Chanyeol dan melepaskan pelukannya. Suho berpaling dan memeluk Luhan.

“Hyung.. Mianhae”

Luhan mengangguk dan berkata ‘tak apa’ . Ia menoleh lagi ke arah Kris.

“Aku sudah siap, hyung”

———————————

Suho berlutut. Kris sudah siap di sampingnya dengan pedang miliknya. Suho tau ini begitu sakit. Tapi ia harus melawan rasa sakit itu. Badannya bergetar. Ia takut. Bagaimana kalau ia mati? Tidak. Itu tidak boleh terjadi.

“Masih ada kesempatan untuk mundur, Suho”

Suho menggeleng.

“Oppa.. Apa kau mendengarku?”

Badan Suho menegak. Itu suara Jungmi.

“Kalau kau mendengarku, tolong ingat ini. Kuharap kau baik-baik saja di langit atas sana. Aku akan operasi, oppa. Kalau aku tak selamat, kuharap kau mau menemui aku nanti di langit sana”

Air mata Suho kembali jatuh. Tepat saat itu Jungmi juga menangis dalam diam. Kasurnya di dorong oleh para perawat ke ruang operasi. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.

Tuhan.. Beri aku kesempatan hidup sekali lagi. Aku ingin bertemu dengan Suho oppa, Tuhan. Tolong kabulkan permintaanku.

Jungmi merasa kesadarannya mulai hilang. Biusnya sudah berjalan. Ia memejamkan matanya.

Suho.. Suho…

Hanya nama Suho yang ia ingat di pikirannya. Karena Suho lah Jungmi melakukan ini. Hanya untuk Suho ia berusaha bertahan hidup. Sekarang Jungmi sudah tau apa itu artinya hidup.

~~

Kris mengacungkan pedangnya ke atas. Suho sudah menutup matanya rapat-rapat.

“Tak ada kata mundur sekarang, Suho”

“Tidak hyung. Pilihanku sudah bulat”

/Krasshhh/

“Aaarrrrgghhh”

Sayapnya terlepas. Begitu menyentuh tanah langit ia musnah. Tangan Suho terkepal. Sakit… Ini begitu sakit. Tapi Suho bertahan agar terus sadar.

Terlalu sakit. Ia tak tahan. Ia ingin memejamkan matanya. Kepalanya pusing. Ia merasa lingkungan sekitarnya berputar.

Jungmi…

Benar. Ia harus berjuang demi Jungmi. Demi orang yang dicintainya.

***********

Suara tangis memenuhi ruang rawat inap. Jungmi membuka kedua matanya perlahan. Ia langsung disambut oleh umma nya yang menangis histeris dan memeluknya dari samping.

“Jungmi.. Syukurlah kau selamat…”

Aku… Hidup?

Jungmi tak tau harus berkata apa. Ia berhasil hidup. Ia hidup! Jungmi memeluk umma nya erat. Pipinya basah akan air mata.

Tuhan.. Kau mengabulkan permintaanku.

****

“Jungmi, cepatlah”

“Ne~”

Jungmi berjalan ke arah mobil. Ia kembali bisa menghirup udara segar bumi. Para dokter bahkan keheranan. Kemungkinan operasinya berhasil hanya 10% dan Jungmi berhasil selamat. Bukankah itu sebuah keajaiban?

Jungmi melihat ke atas. Ke arah langit.

Suho. Tentu saja Jungmi tak bisa berhenti memikirkan Suho.

Oppa.. Bagaimana kabarmu? Aku sangat merindukanmu. Kuharap aku bisa bertemu lagi denganmu.

~~

~~

Three months later

Jungmi POV

Aku menghela nafasku. Sinar matahari membuatku terbangun. Dengan malas aku berjalan ke arah balkon dan membuka pintu itu.

Suho. Aku menarik oksigen banyak-banyak. Bahkan angin yang menerpa wajahku tak sama dengan angin dari kepakan sayap Suho. Oh, aku merindukannya.

Tiga bulan dan aku belum pernah bertemu lagi dengan Suho. Apa ia sedang dapat masalah? Atau tugasnya denganku memang sudah selesai? Tapi ia bilang tak akan pernah meninggalkanku benar?

Aku memegang dadaku. Tepat dimana jantungku berada. Hatiku terasa hampa tanpanya. Wajahnya, senyumnya, suaranya…

“Jungmi?”

Cklek…

“Umma? Ada apa?”

Umma tak sesibuk dulu lagi sekarang. Ia mulai sering berada di rumah. Dan itu sedikit mengobati rasa rinduku pada Suho. Sedikit.

“Ada tamu untukmu”

“Untukku?”

“Hm. Aku tak tau kau punya teman namja tampan sepertinya”

“Mwo? Apa yang umma katakan?”

Umma hanya berkedip dan meninggalkanku kebingungan. Apa namja itu.. Suho? Aku segera ke kamar mandi dan mandi secepatnya. Mengenakan baju yang pantas dan turun ke bawah.

Seorang namja dengan tuxedo hitam berdiri membelakangiku. Ia terlihat sedang mengamati bingkai foto keluarga kami. Badannya tinggi, dan tegak. Bijaksana dengan tuxedo hitam yang dipakainya. Rambutnya hitam.

“Maaf.. Apa Tuan mencariku?”

Namja itu berbalik. Dan saat itulah aku menutup mulutku tak percaya. Mataku membulat hebat.

“Suho.. Oppa?”

Suho tersenyum. Ia membuka lebar tangannya.

“Aku kembali, Eunra. Bukannya aku sudah berjanji aku tak akan meninggalkanmu?”

Aku berlari memeluknya. Tangannya memeluk pinggangku erat. Aku berjinjit dan mencium bibirnya.

“Kenapa kau pakai pakaian resmi begini? Bagaimana dengan tuga-”

“Ssstt. Akan kujelaskan nanti”

Dengan itu ia mencium bibirku. Aku langsung saja membalas ciumannya dengan senang. Mengalungkan tanganku di lehernya. Aku melihat umma dan appa melihat kami dari jauh. Aku tersenyum kecil pada mereka.

Suho, kau menepati janjimu. Dan jangan coba-coba kau meninggalkanku lagi.

—————————

EPILOG

Grep..

Suho memeluk Jungmi dari belakang. Menghirup banyak-banyak aroma tubuh Jungmi. Suho mulai berani menciumi leher dan bahu terekspos Jungmi.

“Ehmm..”

“Ssstt. Kau bisa membangunkan little Jongin…”

Jungmi tertawa. Ia berbalik dan mencium bibir Suho.

“Sudah lama kita tak melakukannya, oppa”

“Benarkah? Bagaimana kalau kita melakukannya lagi… Malam ini?”

Jungmi tertawa. Ia memeluk leher Suho dan mengalungkan kakinya di pinggang Suho.

“Baiklah…”

Suho menggendongnya masuk dan menendang pintu balkon dengan kakinya hingga tertutup dengan suara debaman keras. Suho menaruh Jungmi di kasur dan melepas gaun tidur Jungmi, diikuti dengan kaos dan boxernya.

– Di Luar –

“Hm.. Sepertinya mereka hidup bahagia”

Namja yang lebih tinggi jauh darinya mengangguk. Ia masih mengunyah apel yang ada penuh di mulutnya.

“Hey, Chanyeol. Apa kau tau ini akan terjadi?”

“Tentu saja. Bukan aku sudah pernah bilang kalau aku bisa melihat masa depan, hm, Kyungsoo?”

Kyungsok tertawa. Mereka berdua sedang melihat Suho dari pintu balkon rumah Suho yang transparan.

“Hey, kalian berdua!!”

Mereka terlonjak dan menoleh ke belakang. Melihat Luhan yang sedang menatap mereka dengan emosi dan melipat tangannya di dada.

“Sudah berapa kali kubilang jangan mengintip kehidupannya, eoh?!”

Kyungsoo tersenyum canggung. Tapi Chanyeol hanya tak berekspresi. Ia makan apelnya dengan tenang. Tangan Luhan mengepal. Ia berdiri tepat di depan mereka dan menarik telinga mereka. Apel Chanyeol langsung terlepas dari tangan. Kyungsoo dan Chanyeol merintih kesakitan.

“Hyung.. Mianhae”

“Hyung.. Sakit, hyung…”

“Ini hukuman kalian gara-gara mengintip kehidupan orang lain! Tugas kalian menumpuk, tau!”

“Hah… Ini gara-gara Suho hyung berhenti. Tugas kita jadi berkali-kali lipat”

“Kau menyalahkan, Suho?! Aigoo.. Pulang. Kalian harus pulang sekarang!”

Luhan mengepakkan sayapnya dan terbang kembali ke langit dengan masih memegangi telinga Kyungsoo dan Chanyeol di tiap tangannya.

Setelah mereka pergi, seseorang membuka pintu balkon. Dengan mantelnya, ia keluar ke arah balkon. Ia membungkuk dan mengambil apel yang jatuh di balkonnya. Apel itu begitu sempurna. Berwarna merah dan sangat cantik. Tak ada noda warna lain atau apapun. Terlalu aneh.

“Jungmi.. Apa yang kau lakukan disana?”

Jungmi menoleh dan tersenyum. Ia kembali masuk dengan apel di tangannya. Jungmi menutup pintu balkon dan menutup korden. Ia meletakkan apel itu di atas nakas.

“Tidak. Hanya mencari udara saja”

Jungmi kembali berbaring. Membelakangi Suho dan ia merasa tangan kekar Suho memeluk pinggangnya. Jungmi tersenyum.

Aku tak tau siapa kau. Aku juga tak kenal siapa kalian sebenarnya. Tapi ketahuilah aku sangat berterimakasih. Berkat kalian aku bisa bersama-sama orang yang kucintai, Suho. Terimakasih.

Jungmi berbalik dan memeluk Suho membenamkan kepalanya di dada Suho.

“Oppa, saranghae”

“Nado saranghae”

-END-

Ps : oke. Berhubung ff ini udah selesai, hm, kira-kira next ff mau cast nya siapa nih? :3

Gomawo udah baca 🙂