Love or Murdered (Chapter 1)

20130429-073927.jpg

Author : JS&KR

Genre : Kekerasan Action Yadong NC-17

Cast :
-Kim Reika
-Jung Seira
-Xiao Luhan
-Kim Jong In
-SuHo
-Do Kyungsoo

Support Cast&Cameo :
-Lee HyukJae
-Lee Donghae
-Choi Siwon
-Chen
-Orangtua Reika&Seira
-Key
-Kim Heechul

Happy 1000viewers

Note : Annyeong^^ Ini project yang para author janjiin looh berhubung viewers blog ini udah sampai 1000++ hehe._. Happy Reading 🙂

DON’T BE SILENT READERS

Author POV

“Pergi kau jangan pernah ganggu anakku lagi!”

Bugh!

“Appaa!!! Andwae!!! Kai!! Kai!!!!”

“REIKA!!”

Bugh!

“Kubilang pergi kau dari rumah ini! Jangan pernah menemui Reika lagi!!! Eunhyuk, Donghae!! Cepat usir dia!”

“Aye, aye, sir”

“Andwae!! Andwae!! Kai!!”

Reika berusaha melepaskan cengkraman tangan kekar appa nya di bahu dan pergelangan tangannya. Tapi itu sia-sia. Tenaga appa nya jauh 100x lebih kuat dari tenaganya.

“Kai!!! Kai!!”

Berkali-kali Reika menyerukan nama namjachingunya, Kai. Siapa yang tahan melihat orang yang dicintainya tengah dipukuli dengan tidak beradab seperti itu hanya karena appanya yang tidak merestui hubungan mereka? Tidak ada. Reika masih berteriak meraung-raung, tapi tak ada satupun yang memperdulikannya.

“Appa, jebal. Andwae appa. Jebal..”

Reika memandang lurus ke mata Appa nya berusaha meluluhkan hatinya. Tapi apa yang ia dapat? Death glare dan gelengan dari appanya.

Cukup sudah. Kesabaran Reika sudah habis. Reika melepas paksa tangan appanya dan berusaha mengejar Kai yang tengah diusir paksa oleh bodyguard keluarganya, Eunhyuk dan Donghae. Reika berusaha sekuat tenaga untuk lari mengejar Kai.

“Siwon! Bawa Reika ke kamarnya dan kunci pintunya! Aku menghukumnya!”

“Yes, sir”

Tinggal selangkah lagi Reika bisa menjapai tangan Kai.

“Reika!! Reika!!!”

Dengan berlinang air mata, tangan mungil Reika berusaha menjapai tangan Kai yang terulur pada dirinya. Ups, ternyata tidak. Reika hanya bisa menjapai ujung jemari Kai, karena Siwon langsung menggendongnya paksa. Reika memukul-mukul kesal punggung Siwon.

“Andwae!!! Kai!! Kai!!!!”

Braakkk!! Cklek..

Dok..Dokk..Dokk

“Buka pintunya! Oppa.. jebal.. Buka pintunya!!!”

“Maaf nona, tapi ini perintah dari tuan. Maafkan saya”

“Oppa, siwon oppa jebal. Buka pintunya oppa, jebal”

“Sekali lagi, saya minta maaf nona”

Reika hanya bisa duduk dilantai kamarnya dengan menekuk lutut. Sudah hampir satu jam lamanya ia dengan posisi begini. Air mata mengalir deras dari kedua sudut matanya. Kai.. Kenapa appa tidak pernah mau merestui hubungan mereka?

Karena Kai tampak seperti berandalan? Tidak. Itu hanya karena appa selalu melihatnya di saat pulang sekolah. Saat semua murid sudah lelah dan seragam compang camping.

Apa karena Kai tidak mampu? Itu salah besar! Bahkan orangtua Kai dan orang tuanya kenal satu sama lain. Keluarga Kai punya perusahaan besar di Korea.

Apa karena Kai tidak pandai? Tidak! Kai tidak lahir untuk mempelajari buku-buku tebal yang memuakkan. Kai dilahirkan untuk menari. Ya, menari. Pernahkah kau lihat bagaimana indahnya Kai saat menari? Itu yang membuat Reika bisa jatuh padanya. Jatuh ke jurang cinta yang sangat dalam.

Reika menghapus air matanya yang bahkan sudah mengalir hingga membasahi blazer seragam sekolahnya. Diraihnya hp nya yang semenjak tadi terus bergetar dan dihiraukannya

“33 MISSED CALL AND 47 MASSAGES”

Semua dari nomor yang sama. Siapa lagi kalau bukan Kai? Tidak. Seharusnya bukan Kai yang khawatir padanya. Tapi ia yang seharusnya khawatir pada Kai. Reika berusaha mengatur nafasnya yang putus-putus karena habis menangis.

Drrrtt… Drrrtt.. Drrtt

Nae Yeobo<3

Reika berusaha mengatur suaranya, dan mengangkat telepon dari Kai.

“Yeobseo?”
“Aku menelponmu dari tadi. Kenapa tidak diangkat?”
“Mianhae”

Terdengar helaan nafas panjang di seberang. Kenapa bisa suara Kai sesantai ini setelah semua apa yang terjadi? Hanya ada satu alasan, dia tak ingin Reika khawatir padanya.

“Gwenchana?”
“Gwenchana?”

Mereka menyerukan kata yang sama bersamaan. Dan diiringi tawa dari keduanya.

“Akhirnya kau tertawa”
“Ne?”
“Kau daritadi menangis bukan?”
“Ani”
“Jangan bohong”

Sekarang gantian Reika yang menghela nafas panjang

“Kau baik-baik saja?”
“Tenang saja”
“Aku bertanya benar-benar, Kai”
“Well, hanya sedikit memar di beberapa bagian tubuh”
“Di wajah?” Kai hanya menggumam mengiyakan
“Hah, lihat saja. Akan kubuat bodyguard sialan itu membalas perbuatan mereka”
“Ya, Gitu-gitu mereka juga melindungimu kan?”
“Melindungiku darimu? Salah besar!”

Cklek.. Dengan panik Reika langsung mematikan sambungan teleponnya dan menyembunyikan hpnya di saku blazer.

“Kau berbicara dengan siapa?”
“Tidak ada. Aku menonton streaming drama”

Appa Reika hanya memandang putri nya heran. Alisnya bertaut tidak percaya.

“Aissh. Sudahlah memang apa yang appa lakukan disini? Ini wilayah pribadi apa appa ingat? PRIBADI” ucap Reika sambil menekankan kata ‘pribadi’

“Akan ada tamu setengah jam lagi. Sebaiknya kau bergegas bersiap-siap. Ganti bajumu dan dandan yang cantik lalu turun ke bawah, arrachi?”

“Hmm~ arrayo~” jawab Reika diselingi suara pintu ditutup.

Reika menghela nafas dan mengambil hpnya lagi. Mengetik pesan singkat untuk Kai.

To : Kai

Mianhae. Ada penganggu. Katanya mau ada tamu. Aku bersiap dulu

From : Kai

Ne. Tidak apa chagi. Aku tahu kok kkk~ baiklah. Dandan yang cantik, ne? Aku akan menelponmu nanti lagi. Masalah tadi, jangan diambil hati ya? Lupakan saja. Saranghae<3

To : Kai

Ne, oppa. Nado saranghae

Reika lalu mengambil handuk nya yang tersampir di kursi belajarnya dan segera masuk kamar mandi.

‘Kira-kira siapa ya, tamunya? Semoga appa tidak membahas tentang perjodohan lagi’

Reika menatap pantulan dirinya dalam cermin -lagi- hanya memastikan bahwa dirinya sudah benar-benar sempurna sekarang. Reika memoles make up tipis pada wajahnya.

Dok..Dok..Dok
“Rei, kau sudah siap?”
“Ah~ ne appa”
“Cepatlah keluar, mereka sudah datang”

‘Mereka?’ Batin Reika. ‘Pasti tamunya banyak. Hah~ malas sekali’ batinnya. Reika pun merapikan kembali short dress nya dan segera beranjak keluar. Kaki nya sudah melangkah di tengah tangga saat mendengar percakapan appa nya dengan yeoja. Tumben sekali appanya membawa yeoja ke rumah. Reika mempercepat langkahnya menuruni tangga, rasa penasaran menyelimuti hatinya.

“Oh, ayo masuk masuk”

Reika diam mematung saat tahu siapa yang datang. Seorang yeoja dan.. Anaknya? Umurnya seperti tidak jauh beda dengan Reika. Hanya terpaut 1 tahunan mungkin?

“Reika! Sini duduk sini appa kenalkan dulu”
“ah, ne appa”

Reika duduk manis di hadapan orang asing ini. Mereka berdua tersenyum ramah. Tidak tersirat rasa benci atau munafik di wajah mereka.

“Reika. Umma sudah pergi cukup lama. Jadi, appa harap kamu bisa menerima kehadiran umma barumu ini”
“Mwo?!”
“Dan, ini anaknya. Jung Seira. Dia akan jadi yeodongsaengmu. Umurnya hanya terpaut setahun darimu. Kuharap kalian bisa akrab ya, dan jadilah kakak yang baik untuknya”
“Tapi, appa-”
“Sudah. Nah, Seira, Reika akan mengantarmu ke kamar barumu. Kalian sekamar sekarang”
“Appa!” Appa Reika hanya memasang Death glare padanya
“Kasurku hanya cukup menampung satu orang saja”
“Appa akan belikan yang baru. Toh kamarmu luas kan? Cukup saja menampung dua tempat tidur. Kajja, antar Seira melihat-lihat sekitar, ne?”

Reika hanya menggumam malas. Pandangan Reika menyiratkan tidak suka, dan boleh dibilang benci pada dua orang asing ini. ‘cih, paling-paling mereka hanya akan mengambil harta appa ku saja’, batinnya. Reika memang mengantar Seira, yeodongsaeng barunya ini berkeliling luas. Dan, tak henti-hentinya Seira berdecak kagum pada rumahnya.

“Wah, unni rumahmu besar sekali. Halamannya saja membuatku teringat dengan Mokpo, tempat tinggal mendiang ayahku”

Deg. ‘Mendiang? Jadi, ayahnya sudah meninggal?’, batin Reika

“Unni kaget? Kkk~ appa sudah lama meninggal. Sejak aku masuk kecil”

Mata Reika sukses membulat sempurna. Reika pikir orangtua Seira bercerai atau apa. Dia salah duga. Tapi, tetap saja. Perasaan iba itu tidak akan mengubah rasa bencinya kepada umma baru dan si dongsaeng barunya ini. Tidak. Tidak. Akan. Pernah. Selamanya.

6 months later~

Reika POV

Oke, mungkin kata-kataku 6 bulan yang lalu akan kutarik lagi kkk~ Sekarang aku sudah akrab sekali. Ralat, bukan akrab melainkan sudah seperti adik-kakak asli. Dimana ada aku, disitu ada Seira, dan sebaliknya. Ternyata, Seira tidak buruk juga. Ia baik, yah, seperti layaknya adik kandung lah. Tentang umma, hm~ dia orang yang sibuk. Jujur, akhir-akhir ini aku jarang menemuinya. Tapi, kalau sedang weekend atau hari libur, pasti umma mengusahakan untuk pulang dan berlibur bersama. Entah itu barbeque party kecil-kecilan, atau pergi seharian ke lotte world, atau pergi camping. Umma orangnya asik.

Aku jadi merasa punya umma lagi deh. Kkk~

Author POV

“Makan siang? Bersama? Tapi ini sudah sore, Chen” ucap Reika pada teman sebangkunya, sekaligus sahabatnya, Chen sambil membereskan barang-barangnya.

“Oh, ayolah Rei. Kafenya hanya beberapa blok saja dari sekolah. Bukan, ralat. Beberapa meter saja. Dekat sekali”
“Tapi aku tidak lapar, Chen”
“Aigoo, ke kafe tidak harus beli makanan kan? Sudah lama kita tidak mengobrol bersama, Rei”
“Mwo? Seharian di sekolah selama kurang lebih 8 jam itu belum cukup, Chen? Ckck”
“Ayolah~ temani aku, ne~ jebal~”
“Aku harus pulang tepat waktu dengan Seira. Tidak bisa tidak bisa”

“Apanya yang tidak bisa?” Ucap Seira yang sudah muncul di depan pintu kelas Reika. Reika menepuk jidatnya. Seira pasti setuju untuk kesana, kan dia hobi mencari tempat-tempat baru untuk dijelajahi. Reika menghela nafasnya panjang.

“Apa tadi sunbae bilang.. Kafe? Ayoo kesana~ Jebal, unni ne?”
“Aish, arra arra”
“Nah! Sekarang, kajja kita kesana!” Ucap Chen sambil menyeret lengan Reika diikuti Seira di belakang mereka.

***

Jadi disinilah mereka, kafe yang tidak terlalu penuh sesak, tapi juga ramai pengunjung. Chen langsung mengambil tempat duduk ujung pojok yang paling strategis dan memanggil pelayan datang. Saat sudah memesan, mereka bertiga pun mengobrol.

“Yang punya kafe ini, temanku. Well, bukan teman langsung tapi temannya temanku. Tapi aku kenal baik dengannya” Sedangkan Reika dan Seira hanya asyik ber-oh ria

“Oh, Chen-ah!”
“Hyung!”

Jadi begitulah ceritanya kenapa Reika dan Seira ini bisa akrab dengan Suho, sang pemilik kafe ini yang ternyata teman baik Chen. Sekarang baik Reika maupun Seira jadi langganan tetap kafe ini. Mereka kadang makan siang disini, membeli camilan, atau hanya sekedar memesan minuman dan mengobrol hingga menjelang senja dengan Suho. Suho sudah seperti tempat curhat mereka berdua. Reika maupun Seira sering sekali bercerita pada Suho. Entah itu tentang keluarga mereka, sekolah, namja atau yang lainnya. Suho sudah seperti oppa kandung mereka sendiri.

Drrrt.. Drrrtt…

“Yeobseo?”
…. ” oh, ne oppa. Wae gurae?”
…. “Ehm~ arrayo. Ne, annyeong”

“Ada apa unni?”
“Eunhyuk oppa. Dia menunggu kita di depan kafe”
“Dia menjemput kita? Tumben”
“Entahlah. Dia bilang ada yang tidak beres, jadi dia mengantar kita. Antisipasi jika nanti ada apa-apa yang terjadi”
“Ooh~”

“Kenapa?” Tanya Suho dengan nampan penuh dengan biskuit choco chip kering
“Kami harus pulang oppa”
“Wae? Sekarang?”
“Ne~” ucap Reika dan Seira bersamaan
“Arra. Hati-hati dijalan, ne?”
“Ne, oppa. Annyeong” ucap mereka berdua sambil melambaikan tangan pada Suho. Suho pun tersenyum manis pada mereka.

“Itu mobilnya!” Ucap Reika sambil menunjuk audy warna silver tak jauh dari kafe. Seira hanya jalan mengikuti Reika di belakangnya.

Tap.. Tap.. Tap…
Seira menoleh kebelakang. Tak ada yang aneh. Hanya segerumbul pegawai kantoran yang menunggu bus di halte dekat kafe. Seira melanjutkan langkahnya menyusul Reika.

Tap… Tap.. Tap
Lagi-lagi Seira mengentikan langkahnya dan menoleh kebelakang. Nihil. Hanya ada segerumbul anak bersepeda dan anak-ayah sedanh membaca berita di kios majalah. Seira melanjutkan langkahnya, sedikit was-was. Dilihatnya arloji kulit miliknya, jam 16.00 masih terlalu terang untuk seseorang melakukan kejahatan.

Tap.. Tap.. Tap..
Kali ini Seira benar-benar menoleh kebelakang. Dan berdiri mematung cukup lama. Dilihatnya seorang namja yang berdiri tak jauh darinya sedang menatap ke arah jalan. Namja tinggi kurus, dengan hoodie coklat tua dan topi baseball yang diletakkan di dalam hoodienya membuat wajahnya tidak terlihat. Seira mengernyit heran. ‘Penguntit?’, batinnya. ‘Ah, mana mungkin. Siapa juga yang mau nguntit aku’, batinnya.

“Yak! Seira! Ppaliwa!” Seira segera tersadar dan berlari menyusul Reika yang sudah sampai di mobil dan mau masuk ke dalam. Seira segera masuk dan mobil melaju dengan sedikit kencang.

Namja berhoodie tadi hanya mengumpat pelan, dan menggertakkan giginya marah. Lagi-lagi, ia kehilangan jejak klient nya. Saat yang bersamaan, Suho keluar dari kafenya. Berniat untuk jalan-jalan keluar sedikit mengambil udara segar karena akhir-akhir ini pekerjaannya di kafe semakin menumpuk dan semakin banyak saja. Namja misterius tadi, memandang punggung Suho hingga menghilang dengan motor ninjanya. Ia mengeluarkan ponselnya, dan segera menelpon seseorang dengan smirk menakutkan di wajahnya.

“Bos, saya pikir, saya dapat informan baru”

“Kalau begitu, culik dia, dan bawa ke tempatku sekarang juga. Kau tahu bukan, aku mempercayakanmu, Luhan?”

“Ya, bos. Saya tahu”

Namja misterius yang ternyata bernama Luhan tadi memutuskan sambungan teleponnya, dan membenarkan rambut yang tertiup angin dibalik topi dan hoodienya. Di balik wajah imut ulzzang inosennya, tersimpan sifat jahat nan licik. Luhan memamerkan smirk andalannya sebelum naik ke mobil audy silvernya dan menyusul Suho.

***
Suho bersiul ria sambil melajukan motornya dengan kecepatan standart. Tanpa diketahuinya ada seseorang yang mengikutinya.

Ketika jalanan lumayan sepi.

Brummm..

CKIT!!

Sebuah mobil audy silver mendadak menyalip motor Suho dan berhenti tepat didepan motornya, memblokir jalan. Suho yang terkejut mengerem mendadak motor ninjanya membuat sang empu motor jatuh terpental kedepan.
Suho sempat melihat seseorang berjalan menghampirinya sambil tersenyum licik. Hanya samar-samar dan setelah itu semuanya menjadi gelap.
***

Suho terbangun dari tidur panjangnya. Dapat dirasakan sakit menghampiri sekujur tubuhnya. Suho mulai membuka mata perlahan, dan mendapati dirinya terduduk dibangku dengan keadaan kaki dan tangannya terikat. Suho mencoba berteriak, tapi mulutnya disumpal dengan saputangan.

Suho tak menyerah. Dia mencoba melepaskan tali sialan yang terikat ditangannya cukup kuat. Namun apa daya, dengan kondisinya yang seperti itu. Apa yang bisa ia lakukan?

Suho teringat dengan korek api yang berada disaku belakangnya agar mempermudah melonggarkan ikatan tali ditangannya, Suho mencoba meraihnya namun kosong.

“Kau mencari ini Suho-ssi?” Tanya seorang namja dengan topi dan masker yang menutupi hampir seluruh wajahnya.

Suho mencoba mengenali namja itu. Namun dia tak kenal. Namja itu melepas sapu tangan yang menyumpal mulutnya.

“Ada yang ingin kau tanyakan Suho-ssi?” Tanya namja itu lagi. Dia mengeluarkan smirknya dibalik masker yang menutupi separuh wajahnya.

“K-kau! Siapa kau? Ada masalah apa hah?!” Suho menatap tajam namja itu.

“Tidak ada.. Kau mengenal 2kakak-beradik, Reika dan Seira?” Tanyanya.

“Ada apa kau menanyakan mereka hah!” Bentak Suho.

Namja itu menonjok perut Suho cukup keras dan menginjak kakinya yang masih terikat.

“Argh!” Rintih Suho.

“Tinggal mengangguk atau menggeleng apa susahnya Suho-ssi?” Namja itu mengambil salah satu kursi yang berada didekat Suho dan duduk mengahadap Suho.

“Kuulangi. Dengar baik-baik. Apa kau mengenal kedua gadis itu?” Namja itu kembali menginjak kaki Suho cukup keras. Dengan cepat Suho mengangguk sambil merintih kesakitan.

“Bagus. Pertanyaan kedua. Seberapa kenal kau dengan para gadis itu?” Namja itu tidak menginjak kaki Suho. Dikiranya Suho akan mengatakan semuanya. Namun salah besar!

“Tidak seberapa”

“Apa yang kau ketahui tentang mereka?”

“APA URUSANMU BRENGSEK!!!” Teriak Suho.

Namja itu mendekatkan wajahnya kewajah Suho.

“Slow Suho-ssi. Aku hanya menanyakan apa yang kau ketahui tentang mereka. Bukan bentakan yang ingin kudengar.”

Cuih!

Suho meludahi wajah namja itu. Meskipun Suho yakin ludahnya tidak akan benar-benar mengenai wajahnya karena masker yang digunakannya.

Namja itu tersenyum miring.

“Hhhh~ percuma menyuruh anak buahku membawamu kesini kalau kau tidak berguna!” Ucap namja itu. Dia mengeluarkan sesuatu dari kantung sepatu boot rendah yang dipakainya. Pisau lipat.

Suho mulai menelan ludahnya agak susah payah. Namja itu menggoreskan pisau lipat itu dipaha kanan Suho dan menancapkannya disana. Darah segar mengalir deras dari sana.

“Katakan!!” Seru namja itu.

“Tidak akan!” Suho tetap pada pendiriannya. Yang benar saja. Kedua gadis yang dimaksud namja ini sudah dianggap adik kandung oleh Suho. Dan Suho tahu kalau namja ini pasti mempunyai rencana jahat terhadap kedua gadis itu.

“Kau memang keras kepala!” Namja itu menarik pisau lipat itu dari paha kanan Suho dan menggoreskannya didada bidang Suho.

“Katakan padaku Suho-ssi!” Paksa namja itu lagi.

Suho tetap menggeleng. Namja itu sudah tak tahan lagi. Dia mengeluarkan sesuatu lagi, kali ini dari saku jaket kulit yang ia kenakan. Pistol.

Suho tidak terkejut lagi melihat aksi namja itu. Mungkin ini adalah akhir hidupnya.

“Kau tau? Satu gelengan, satu nyawa”

DOR!

Namja itu menarik pelatuk pistol itu dan berhasil menembak Suho tepat dikepalanya. Namja itu tersenyum. Dan menembak kepala Suho sekali lagi. Untuk memastikan korbannya benar-benar telah tewas.

Namja itu berdiri dari kursi. Dan mengarahkan pistolnya lagi kearah dada Suho. Dan menembaknya tepat dijantung. Setelah itu namja itu meninggalkan tempat itu.

****
Dilain tempat, Seira&Reika’s House

Orangtua Reika dan Seira yang sibuk selalu jarang berada dirumah. Mereka lebih memilih menginap diapartemen yang sengaja dibeli ayah Reika yang tempatnya lumayan dekat dengan kantor.

Seperti biasa. Kakak-beradik ini dititipkan kepada bodyguard kepercayaan keluarga. Dan terkadang bisa diajak bekerjasama oleh Reika dan Seira.

Cklek..

“Oh, sunbae annyeong. Masuk, unni sudah menunggu dari tadi”
“Ne, gomawo”

Setelah membukakan pintu Seira bergegas naik ke kamar, dan mendapati unni nya sudah siap dengan black mini dress.

“Tumben. Memang mau kemana? Dinner ya?” Ucap Seira sambil naik kembali ke tempat tidur dan membuka majalah fashion nya.

“Nggak juga. Kami mau ke bar”
“Mwonde? Kalau appa tahu habislah sudah”
“Kkk~ appa tak akan tahu. Enhyuk oppa, donghae oppa, dan Siwon oppa sudah kusogok. Tenang saja”
“Dasar licik” jawab Seira sambil melempar bantal ke arah Reika dan berhasil di tampis nya.

“Kau mau ikut tidak?”
“Kemana? Ke bar? Bersama kalian? Nggak deh, mending di rumah”
“Aish, ppaliwa. Lagi pula jarang-jarang kan kita bisa ke bar?” Ucap Reika dengan menaik-naikkan alisnya dan evil smirk di wajahnya.
****

Red mini short dress yang lebih mirip seperti kemben, dengan heels 3cm dan rambut disanggul ke atas membuat penampilan Seira sangat anggun dan bisa membuat setiap namja yang melihatnya jatuh hati.

Seira bergegas turun menghampiri unni nya yang telah menunggu di ruang tamu. Reika dan Seira satu mobil, sedangkan Kai mengendarai mobilnya sendirian. Mereka segera masuk mobil dan menancap gas ke bar.
*****

At Bar

Dentuman musik yang keras memekakkan telinga dan bau alkohol langsung menyergap indra pendengaran dan penciuman Seira sekaligus. Reika dan Kai sudah menghilang entah kemana. Seira melangkahkan kakinya ke meja bar dan memesan bir dengan alkohol paling rendah. Seira tidak bisa minum bir dengan tingkat alkohol tinggi, sekali menyeruput saja sudah membuatnya teler.

“Sendirian saja, agassi?”

Seira menoleh dan meletakkan gelas bir keempat nya. Ia sudah mulai merasa sekitarnya berputar dengan lambat. Seorang namja tengah duduk di sebelahnya. Namja jangkung dengan rambut pirang.. Hm.. Seperti nya Seira seperti pernah bertemu namja ini. Sayangnya, pengaruh alkohol membuat otaknya tidak bisa berpikir jernih.

“Ani. Aku datang bersama unni ku dan namjachingunya. Dan, aku ditinggal sendirian”

Namja tadi hanya ber-oh ria dan memanggil sang bartender. Suara musik yang bising membuat Seira tak bisa mendengar apa yang namja ini bicarakan dengan si bartender padahal mereka berbicara dengan cukup lantang. Sang bartender tadi mengambil botol wine yang kelihatannya cukup mahal dan memasukkan sesuatu disana. Sayangnya, karena pencahayaan bar yang remang-remang membuat Seira tak begitu jelas melihatnya.

“Oh, Xiao Luhan imnida” ucap Luhan untuk mengalihkan pandangan Seira yang sejak tadi melihat ke arah bartender.

“Kim Seira” jawabnya. Saat Seira memandang bartender lagi, wine sudah dicampur ke dalam masing-masing dua gelas dan memberikannya pada Luhan.

“Ku traktir kau minum malam ini, Seira-ssi” ucap Luhan sambil menyodorkan gelas bir yang bertangkai tinggi padanya.

“No, mercy. Aku tak bisa minum bir berkadar alkohol tinggi”

“Ayolah. Anggap hadiah karena kita baru bertemu”

Seira akhirnya mengambil gelas wine yang disodorkan Luhan dan meminumnya.

Seira POV

Ugh, sial! Sepertinya aku akan mabuk berat. Entah apa namanya itu, kurasa itu adalah wine dengan tingkat alkohol paling tinggi. Sial! Aku tertipu

Tunggu, kenapa tubuhku jadi mendadak panas begini yah? Tidak! Kenapa aku jadi gelisah begini ya? Aku kembali menatap ke arah lantai dansa. Dan melihat unni ku dan Kai tengah berciuman mesra dan tangan Kai yang mulai menggerayangi tubuhnya. Shit! Aku merasa celana dalamku sudah mulai basah sekarang.

“Waeyo, Seira-ssi? Kau baik-baik saja?” tanya Luhan dengan smirk di wajahnya.

“Aku.. Hanya ingin..”

Entah itu naluri atau pengaruh alkohol atau ada sesuatu yang tidak normal dari tubuhku ini, aku tiba-tiba berdiri dan duduk di pangkuan Luhan. Kedua kakiku melingkar di pinggangnya membuat mini dress ku terangkat dan menampakkan paha putih ku.

Author POV

“Well, Seira-ssi. Neo jeongmal yeppoda” ucap Luhan dengan sebelah tangan mengelus pipi Seira dan tangan yang lain memegang erat pinggang Seira.

Perlahan wajah Luhan mendekat dan mencium bibir Seira. Bibir Luhan melumat pelan bibir Seira sesekali menggigitnya gemas. Kedua tangan Seira juga sudah melingkar di leher Luhan, mendorong tengkuk Luhan agar memperdalam ciuman mereka. Luhan dengan asyiknya melumat bibir atas dan bawah Seira bergantian membuat Seira mendesah kecil. Gigi Luhan juga tak henti-hentinya menggigit dan menarik-narik bibir Seira agar membuka.

Seira akhirnya membuka mulutnya. Membiarkan lidah Luhan menyusup ke dalam mulutnya dan mengeksplornya. Dengan lihai lidah Luhan masuk dan berperang dengan lidah Seira. Saling melilit satu sama lain. Akhirnya, saat asupan oksigen mereka hampir habis, Luhanlah yang akhinya melepas ciuman mereka.

Luhan menggendong Seira menjauh dari meja bar, membawanya ke suatu tempat yang menurut pandangan Seira banyak pasangan mencumbu, bahkan berciuman panas. Luhan berhenti di sudut lorong sepi dan menurunkan Seira.

Luhan kembali mencium panas bibir Reika. Kedua tangan Luhan yang awalnya bertengger di pinggang Seira telah merambat turun mengelus paha Seira membuat si empu nya menggelinjang geli. Ciuman Luhan merambah turun ke arah leher jenjang Seira dan melukis kissmark disana.

“Ehm.. Lu.. Han.. Ahh”

Seira menelusupkan jemarinya di rambut Luhan dan terkadang meremas rambut Luhan. Membuat Luhan semakin tidak terkendali melukis kissmark disana. Tangan Luhan juga sudah mulai naik hingga dada Seira yang tidak berbalut bra dan meremasnya dari balik dress nya dengan pelan.

“Ermh.. Op-oppah.. Ahh”

Desahan Seira sukses membuat nafsu Luhan semakin menjadi-jadi. Kini leher Seira sudah penuh akan kissmark buatan Luhan. Luhan pun berpindah untuk menciumi tulang selangkanya. Karena sudah tidak tahan, tangan Luhan bergerak ke belakang tubuh Seira dan mencari resleting dress nya. Luhan menarik kebawah resleting dress Seira separuh jalan dan menggendong Seira kembali sehingga kaki Seira melingkar lagi di pinggang Luhan. Perlahan tangan Luhan menarik ke bawah dress Seira hingga terpampanglah dada indah Seira.

Lidah panjang Luhan menjilat puncak dada Seira membuat si empunya bergelinjang keenakan

“Ahh.. Lu… Luhan.. Enggh”
“Scream my name, babe”
“LUHAN!” Jerit Seira sambil menekan kepala Luhan yang tengah berkerja di dada kirinya sedangkan dada kanannya ditangani oleh tangannya.

‘Damn! His touch is so fcking good, ah’ batin Seira

Dada kiri Seira masih dilahap oleh Luhan. Mengemut nipplenya, dan melukis kissmark di sekitar dada kirinya. Nipple kiri Seira di mainkannya dengan lidahnya, membuatnya semakin keras.

“Ahh.. Oppahhh.. Luh.. Hhann..oppa.. Shh”

Luhan juga melakukan hal yang sama pada dada kanan Seira. Dan sepertinya itu membuat celana dalam Seira terasa basah. Tangan Luhan bergerak turun dan menyusup masuk kedalam dress Seira. Mengelus vagina Seira dari luar celana dalamnya.

“Ehm, you’re damn wet, honey”
“Lakukan, Luhan”
“Apa yang harus kulakukan, hm?”
“Aku mau kau memohon, chagi” bisik Luhan seduktif tepat di telinga Seira. Tangan Luhan semakin mengelus vagina Seira dengan gerakan cepat. Tangan Luhan mencari letak clitoris Seira dan menggeseknya dengan cepat sambil menekan-nekannya dari luar celana dalam membuat Seira menggeliat di gendongan Luhan.

“Ahhh.. Je.. Balhh.. Luhan.. Ahh.. Jebal.. Ohh..”
“Hm? Aku tidak mendengarmu chagi” balas Luhan. Luhan semakin menekan-nekan clitoris Seira bahkan memutar-mutarkan jarinya di clitoris Seira.

“Ohh.. LUHAN! SUCK ME HARD NOW! Aahhh” tampak smirk menghiasi wajah Luhan
“As you wish, my lady”

Luhan membetulkan kembali resleting Seira dan letak gaunnya, dan menurunkan Seira. Luhan beringsut turun dan menaikkan dress Seira. Luhan berlutut dan menurunkan celana dalam Seira. Kini terpampanglah vagina Seira yang berwarna kemerahan akibat ulahnya tadi. Perlahan, Luhan mendekatkan wajahnya di vagina Seira dan mulai mencium nya. Mengecup bagian bibir vaginanya. Hingga lidah Luhan dapat menelusup masuk ke dalam vaginanya.

“Ahh.. Oppahh.. Ooohhh”

Seira mendesah merdu keenakan. Ditariknya pelan rambut-rambut Luhan dan semakin di dorongnya agar tidak melepas pekerjaannya di vaginanya. Lidah Luhan menyusup masuk dan memutar-mutar lidahnya di sana. Lidah Luhan berusaha mencari klitrois Seira. Setelah dapat, diemutnya, digigit gemas bahkan di tarik-tariknya membuat badan Seira bergetar, menandakan akan mencapai klimaks. Luhan semakin gentar memainkan klitoris Seira.

“Op-opaahh a..ak..akuhh.. Aaahhh”

Orgasme pertama Seira sudah datang. Luhan membenarkan kembali letak celana dalam Seira dan bergerak naik keatas, ingin melanjutkan aksinya saat alat komunikasi sebesar biji kacang yang diletakkan di telinganya berbunyi, terpampang suara berat seorang namja di seberang sana.

“Reika dan Kai sudah keluar bar ingin pulang. Tapi Reika masuk kembali untuk mencari Seira. Cepat! Bawa Seira pergi dan jangan sampai bertindak mencurigakan bagi Reika”

“Dimengerti, Tuan”

Luhan segera menyudahi kegiatannya dan menarik paksa tangan Seira. Keadaan gaun Seira yang agak compang-camping dan tatanan rambutnya yang berantakan, serta kissmark dimana-mana akhirnya membuat Luhan memberikan mantelnya pada Seira dan memakaikannya. Jangan sampai Reika curiga. Luhan mendudukkan Seira kembali di meja bar, dan mencium singkat bibirnya sebelum benar-benar meninggalkannya dengan Seira yang masih menggumam tidak jelas karena efek alkohol.

“Seira! Ya Tuhan! Apa yang terjadi denganmu? Aigoo” ucap Reika sambil berusaha memapah adiknya dan membawanya ke dalam mobil.

“Dia mabuk berat” ucap Kai setelah Reika dengan susah payah memapah yeodongsaengnya masuk ke dalam mobil.
“Ne. Dia tidak bisa minum alkohol berkadar tinggi” Kai hanya terkekeh pelan
“Arraseo. Hati-hati pulang ke rumah nanti, ne? Jaga dirimu baik-baik dan jaga dongsaengmu itu”
“Ne oppa. Oppa juga. Jaga diri oppa ne?” Ucap Reika sambil mencium bibir Kai dan beringsut masuk ke dalam mobilnya.

Reika menancap gas dan beranjak pulang yang sebelumnya melambai pada Kai.

“Apa aku perlu mengikuti mereka lagi, Tuan?”
“Tidak. Tugasmu sudah selesai, Luhan. Pulanglah”
“Aye aye, Tuan”

Kai menoleh kaget mendengar percakapan itu. Dirinya berpandangan dengan seorang namja yang sebagian wajahnya tertutup hoodie dan karena pencahayaan yang kurang, Kai tiak terlalu melihat seperti apa spesifik wajahnya. Luhan yang terpergok dengan Kai buru-buru masuk audy silver nya dan menancap gas dengan kencang.

****

~Keesokan Harinya~

Seira terbangun dari tidurnya, dirasakannya kepalanya masih cukup pening.

“Sudah bangun tukang mabuk?” Tanya unninya, Reika. Seira hanya mengerjapkan matanya. Masih mengumpulkan separuh nyawanya yang entah melayang kemana.

“Siapa yang melakukan ini?” Tanya Reika lagi. Menyibakkan rambut panjang Seira kebelakang. Seira berdiri menghadap cermin, dan melihat lehernya dipenuhi kissmark.

“Bisa dijelaskan nona Jung?” Ucap kedua orang yang baru saja masuk kekamar Reika dan Seira. Itu bodyguard kepercayaan appa Reika dan Seira.

“A-aku-” ucap Seira.

“Siapa yang melakukannya?!” Tanya Eunhyuk dan Donghae tegas.

“Sudahlah oppa. Seira mabuk berat saat itu, pasti dia tidak terlalu mengingat kejadian tadi malam” bela Reika terhadap adiknya.

“Sudah kukatakan kan, kalian boleh ke bar tapi jangan macam-macam! Kau Reika, kenapa mengajak adikmu hah?” Ucap Eunhyuk menatap tajam Reika.

Reika hanya menunduk. Ya, ini memang salah Reika mengajak adiknya ketempat bejat seperti itu.

“Kami harus mempertimbangkan untuk memberitahu tuan atau tidak”

“Jangan oppa!” Mohon Reika.
Eunhyuk dan Donghae tidak menghiraukan permohonan Reika dan malah keluar dari kamar. Mereka tidak mungkin mengadukan hal ini, itu hanya berupa ancaman bagi Reika agar tidak pergi ketempat bejat itu.

****

“Apa apaan ini?!” Suara Siwon oppa menggelegar di ruang tamu sambil menunjuk ke arah leher Seira maupun Reika yang penuh dengan kissmark.

Dalam sehari ini sudah dua kali Reika dan Seira kena semprot amarah para bodyguard mereka yang sudah seperti oppa mereka sendiri.

“A.. Aku tidak tahu oppa. Aku tidak ingat apa-apa lagi. Aku mabuk berat tadi malam” ucap Seira

“Kan sudah kubilang, boleh ke bar tapi tidak dengan bercumbu dengan namja asing! Kau ingat itu?”

“Apa?! Unni tidak bilang apapun tentang itu oppa” ucap Seira dan segera menoleh pada unninya yang duduk di sebelahnya. Reika langsung tergagap

“Ehm, soal itu.. Aku lupa memberitahukannya oppa. Jadi..” Reika menggaruk leher belakangnya gugup

“Hah, kalian ini sama saja! Bagaimana jika Tuan tahu tentang kissmark-kissmark kalian itu hah?!”

“Ya tinggal dibersihkan saja kok repot” ujar Seira tanpa dosa. Emosi Siwon sudah naik sampai ubun-ubun sekarang. Kedua yeoja didepannya ini masing-masing sudah di bangku SMA tapi kelakuan masih sama dengan anak kecil. Kalau bukan karena mereka anak Tuannya, Siwon pasti sudah memarahi mereka habis-habisan.

“YAK! Kau pikir menghilangkan kissmark itu gampang, Hah?!!” Seira langsung bungkam. Siwon menarik nafas panjang

“Oke. Lupakan tentang kissmark. Pertanyaannya sekarang adalah, dengan siapa kalian di bar malam tadi dan siapa yang membuat kissmark sialan di leher kalian?”

Tiba-tiba Key ahjumma lewat dan tidak sengaja mendengar perkataan Siwon.

“Oh, ralat Siwon-ssi. Tidak hanya leher. Tapi dari leher sampai bagian dada. Aku menemukannya di tubuh Seira saat mengganti bajunya. Tapi tidak tahu lagi apakah Reika juga ada atau tidak”

Siwon terlihat semakin geram. Reika menelan susah payah air liurnya. Tetapi wajah Seira tidak menampakkan ketakutan sedikitpun. Semuanya sibuk dengan pikirannya masing-masing sampai akhirnya Seira buka mulut.

“Oppa, aku mabuk berat tadi malam. Aku hanya ingat aku masuk ke bar bersama unni dan Kai. Ups” Seira langsung menutup mulutnya. Sial! Aku keceplosan, batinnya. Reika langsung mendeath glare Seira, sedangkan Siwon mengernyit heran.

“Kai?” Siwon mengulangi

“Baiklah, baiklah. Aku memang ke bar dengan Kai. Tapi, Kai tidak membuat kissmark di tubuhku” ucap Reika

“Oppa, mengertilah” lanjut Seira menimpali.

“Yang aku ingat cuman masuk ke bar dengan unni, lalu aku ditinggal sendirian, lalu aku ke meja bar dan minum bir berakohol paling rendah, dan aku bertemu seorang namja..”

Baik Reika dan Siwon langsung memandang ke arah Seira. Seira sendiri pun terkejut dengan apa yang baru saja dikatakannya.

“Namja.. Iya aku tahu! Namja itu! Pasti namja itu yang berbuat!” Ucap Seira bersemangat meyakinkan

“Kau ingat siapa namanya? Atau bagaimana spesifiknya?”

“Tidak oppa. Yang terakhir aku ingat hanya namja itu mentraktirku wine, dan setelah aku minum itu sekitarku mendadak berputar, dan entahlah. Aku tak ingat apapun”

“Apa kau ingat, setelah di meja bar itu, kau dibawa kemana?” Seira menggeleng

“Tunggu. Kalau kau mabuk, lalu kissmark di sekujur tubuh.. Oh tidak!” Reika memandang ke arah Seira. “Apa kau.. Masih perawan? Jangan-jangan namja itu mengambil keperawanan mu, saeng”

“Ani!! Andwae!!! Oppa ini tidak terjadi kan?”

“Kita ke dokter sekarang”

****

“Tidak. Seira-ssi masih perawan. Dia baik-baik saja”
“Oh, syukurlah. Kupikir dia sudah tidak perawan lagi, uisa-nim” Sang uisa hanya terkekeh mendengar kata-kata Reika.
“Nah, jaga dongsaengmu baik-baik, ne?”
“Ne, uisa-nim. Gamsahabnida” ucap Reika sambil membungkuk dan keluar dari ruang dokter tadi.

Seira sudah menunggu di depan ruangan dokter itu dengan was-was. Saat dilihatnya Reika keluar dari sana, Seira langsung memandangnya. Tapi, Reika hanya menggeleng dan akhinya Seira bisa bernafas lega.

****

Reika dan Seira berencana ingin ke kafe Suho seperti biasa hari ini. Reika ingin mengajak sahabatnya Chen dan Kai. Tapi, rencananya tak semulus kelihatannya. Chen hari ini sibuk, dan Kai harus menemani hyungnya belanja ke supermarket. Reika mendengus kesal. Jadi, Reika dan Seira hanya pergi sendirian berdua.

Sesampainya didepan kafe Suho, mereka terheran. Tidak seperti biasanya kafe milik Suho ini tutup. Walaupun tutup, seharusnya ada pengumuman atau apa yang biasa di tempel pada pintu kafe. Lampunya juga dimatikan, gelap. Biasanya meski tutup ada pegawai yang datang membersihkan kafe.

Mereka akhirnya mencoba menanyakan kesalah satu toko yang dekat dengan kafe tersebut. Namun hasilnya nihil. Tak ada yang tahu kenapa kafe Suho tutup. Kata ahjumma toko tadi, sejak pagi banyak pegawai Suho yang datang tapi semuanya akhirnya pulang karena Suho tak kunjung datang.
***

1 minggu kemudian~

Tepat, seminggu sudah kafe Suho tutup. Kemana Suho? Kenapa tiba-tiba menghilang satu minggu ini. Hal itu membuat Reika dan Seira kebingungan. Kata pegawai-pegawai kafe, Suho tidak ada kabar selama satu minggu ini.

Beberapa hari ini. Reika dan Seira merasa ada yang menguntit mereka. Disekolah, Reika kelas 12 sementara Seira kelas 11. Reika dan Seira tiba-tiba mendapatkan surat misterius diloker mereka masing-masing. Dan isinya sama.

‘Kalian.. Berhati-hatilah’

Reika dan Seira menunjukkan surat itu kepada Siwon, Eunhyuk dan Donghae. Para bodyguard itupun langsung mencari tau siapa pengirim itu demi keselamatan Reika dan Seira. Namun, mereka menolak. Baik Reika maupun Seira bilang kepada Siwon mungkin itu hanya surat kaleng orang iseng saja.
***

“Korban pertama Suho. Berhati-hatilah” ucap seseorang berbisik, ketika Reika dan Seira sedang asyik mengobrol dikantin yang cukup ramai. Sontak mereka berdua menoleh kebelakang. Mendapati seseorang tengah berjalan menjauh. Reika kenal orang itu. Itu D.O. Reika memang tidak sekelas, tetapi D.O cukup terkenal disekolah dengan keanehannya.

“Siapa itu unni? Apa maksudnya bilang seperti itu pada kita?” Ucap Seira was-was sambil terus menatap punggung D.O yang mulai menjauh

“Namanya D.O . Dia seangkatan denganku. Sudah, lupakan saja. Dia memang terbilang agak aneh”

Seira mengangguk-angguk paham. Sebenarnya, di dalam otaknya terbesit suatu pikiran bahwa apa yang dikatakan D.O sunbae tadi bukanlah main-main tapi suatu petunjuk akan masalah aneh yang akhir-akhir ini kerap terjadi.

****

Bel sekolah telah berbunyi. Seira bergegas merapikan barang-barangnya tergesa-gesa.

“Hah, orang sibuk” sindir Heechul, sahabatnya sambil melipat tangannya di dada.

“Kkk~ hari ini aku ada bisnis dengan unni”

“Bagaimana kabar kafe temanmu itu? Masih tutup?” Seira hanya mengangguk

“Kudengar dari ahjumma toko sebelah kafe itu, pemiliknya bunuh diri karena tertekan soalnya kafenya semakin sepi”

“Pemiliknya? Maksudmu, Suho oppa?” Heechul menganggukkan kepalanya mantap

“Dasar tukang gosip”

Plakkk.. Seira memukul kepala Heechul pelan. Lalu terkekeh geli. Walaupun Heechul itu namja, tapi tetap saja dia sangat up-to-date tentang gosip dan hot news di dalam dan di luar sekolah. Seira menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Aish, appo. Ya! Ini bukan sekedar gosip! Buktinya, polisi sudah menemukan mayat siapa tadi.. Sunbin? Suhi? Suho.. Ya Suho!, tadi pagi dan senjata api didekat mayat”

“Mworago?” Perkataan Heechul membuat seketika itu juga kegiatan Seira berhenti. Tubuhnya seketika menegang mendengar itu. Heechul mengangguk mantap.

****
“Maaf, nona anda tidak bisa lewat. Apa Anda tidak bisa baca ada garis police line disana?” Ucap salah satu polisi sambil menunjuk ke arah police line di belakang tubuh Reika dan Seira.

“Tapi, Pak. Saya ingin memastikan bahwa mayat itu benar-benar mayat Suho oppa”

“Ini benar mayat Suho, agassi. Kami menemukan ini di saku celananya”

Polisi itu mengeluarkan kantong berisi dompet Suho dan satu kantong lagi berisi ktp Suho. Ya, benar itu Suho. Reika mengembalikan lagi kantong itu kepada polisi tadi dan membekap mulutnya tidak percaya. Saat itu, kantong mayat digotong dari dalam kafe Suho. Reflek, Seira berlari kesana.

“Chankkaman, ahjussi” teriaknya.

Dengan perlahan Seira membuka resleting kantong mayat dan.. Disitu tergeletak mayat Suho dengan dua luka tembak di bagian kepala dan satu luka tembak di bagian dada. Pakaiannya pun sudah dipenuhi oleh darah. Tubuh Seira terhuyung ke belakang, terlalu syok dengan apa yang barusan dilihatnya. Untung ada Chen yang menopangnya.

“Su.. Suho hyung”

****

Reika masih menangis syok. Tapi, Seira tidak. Kematian Suho memang sangat mengagetkan, tapi menurut Seira ini aneh. Terlalu janggal, pikirnya. Kai telah datang dan mencoba menenangkan Reika, Chen masih telihat syok dan menyenden pada dinding luar kafe. Mereka berempat masih berada di sekitar kafe itu, menunggu tangisan Reika reda dan rasa syok mereka berkurang.

“Hm.. Mungkin aku akan beli minum dulu” ucap Seira dibalas anggukan dari Kai.

Seira pun berjalan ke supermarket yang berada tak jauh dari kafe tersebut. Lagi-lagi perasaan seperti ada yang mengikuti menghampirinya. Seira menoleh kebelakang dan tidak mendapati seorangpun di belakangnya. Seira mempercepat langkahnya masuk ke supermarket.

“Semuanya 3dollar” ucap kasir

Seira mengeluarkan lembaran dollar dan secara tidak sengaja menoleh ke arah jendela di sebelah kasir.

‘Bukankah itu, DO sunbae?’ Batinnya

“Agassi?”

Seira segera tersadar dan memberikan uang itu ke kasir, dan buru-buru keluar.

“Sunbae! DO sunbae!”

Seira mengejar DO yang sudah jauh dengan susah payah. Tangan Seira terulur berusaha menjapai seragam D.O dan membuatnya berhenti berjalan. Akhirnya usaha Seira berhasil. Tangannya dapat menjapai blazer seragam D.O , membuatnya behenti berjalan.

“Oh, kau. Ada apa?” Seira mengatur nafas nya yang terputus-putus.

“Apa maksud sunbae yang tadi? Aku butuh penjelasan”

“Oh, itu. Hm.. Maksudku, itu ada hubungannya dengan kalian berdua. Kau dan unni mu itu, Reika. Kalau kau mau tahu”

“Memang.. Apa yang akan terjadi dengan kami, sunbae?”

“Kau tahu. Kematian Suho-ssi. Apa itu tidak janggal buatmu?”

“Janggal. Bahkan sangat janggal. Apa yang sunbae ketahui dari peristiwa kematian Suho oppa?”

“Suho adalah korban. Korban pertama. Jadi, jagalah diri kalian masing-masing. Bisa jadi kalianlah yang menjadi korban selanjutnya”

Seira mengernyit heran. Masih bingung dengan kata-kata D.O. Sayangnya, D.O tidak menjelaskan lagi. Ia mengeluarkan smirk nya dan berlalu dari hadapan Seira. Meninggalkan Seira yang masih berdiri mematung berusaha mencerna kata-katanya.

Tanpa mereka ketahui, daritadi Luhan mendengar apa yang mereka bicarakan. Luhan bersembunyi di gang sempit. Tangannya terkepal kesal. Haruskah dia membunuh D.O saat ini juga? Luhan mengeluarkan pisau lipatnya dari balik mantelnya. Saat itulah ia menangkap bayangan D.O berlalu di depan gang tempatnya bersembunyi.

“Berhenti, Luhan! Jangan gegabah!” Teriak seorang namja yang tak lain adalah bos nya di alat komunikasi.

“Kau ingat perjanjiannya? Selama orang itu tak membahayakan rencana kita, kupikir orang tersebut masih bisa hidup”

-TBC-

About teenagerfanficindo

Fanfiction all rating and all fandoms especially for Kpop-Lovers in Bahasa^^.

Posted on April 28, 2013, in NC-17, NC-21, Romance, School Life and tagged , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink. 39 Comments.

  1. kyuwonhae's wife

    knpa mereka ngincar siera dan rieka ?? Apa yg sbnernya terjadi ???
    Lanjjuutttt

  2. deg deg.an bacanya. . keren

  3. uwaaa gomawo udah baca *bighug* gomawo juga comentnya 🙂 terimakasih terimakasih :33 jangan lupa baca ff kami yang lainnya. dan kunjungi terus blog kami. gomawo~

  4. Oooooo ff nya Daebak bangetttttt.
    Siapa yang menyuruh luhan melakukan itu, dan kenapa D.O bisa tau. Kenapa keluarga Rieka punya banyak pengawal, luhan wajahmu nanis tapi kelakuanmu mengerikan. Kasian Suho jadi yang pertama.

  5. Like it….

  6. Nice ff ,bikin penasaran ..

  7. annyeong, I’m a new reader in here
    ^^
    ini ff yg baru pertama ak baca dri web ini dan menurut aku ceritanya seru..
    jadi pensaran sama siapa bos luhan itu..
    trus motifnya juga apa..
    apakah luhan bakalan pacaran sama siera? ah, bener” biki pensaran deh ceritanya..
    buat authornya, good job 🙂

  8. kimasshiyffa

    kya seru bgt crta.a…..

  9. Jung Hyun Mi

    kyaaa
    seruu hehheh
    itu sadis banget ya suho amtinya :(((
    hikss hikss
    luhan ko jahatt ihhh

  10. Kang hye sang

    Cwok itu siapa ??? Ahhha penasaran daebak daebak

  11. Omg luhan kejam bgt bunuh suho(angelku)ampe 3pluru aduh membayangkan.a ajja dh ngeri+merinding Ӵ

  12. Ihhh serem luhan jd serem gitu masa sadis pisan euyyy

  13. Woah fanfic nya misterius 😮 hihi keren thor seru banget xD

  14. Wkhh
    Knapa kai sama reika nga direstui????
    Ada dendam yaaa si bosnya luhan???

  15. haii aku readers baru disini salam kenal ^^
    ceritanya keren .. apalagi castnya .. ijin melihat lihat 🙂

  16. Woww daebak ‘-‘)b
    tp luhan kok serem sih…..

  17. Waaah nemu epep Ɣªήğ seru lagiiii!
    Tegang banget bacanya
    Cap cus next

  18. bosnya kira” siapa yah? 😮

  19. baru baca.. hehe hoho, luhan jd penjahat. kkk~ seru ceritanya. 🙂

  20. Bagus2, lagi mulai ngikutin ff nya nih wakakak :3

  21. alurnya agak kecepetan menurut aku.

  22. berkali2 buka, akhirnya berhasil terbuka n terbaca semua, asli puanja…….ng

  23. dintaniayuliandari

    chap 1 aj menegangkan gini.. hebatt..!!!

    fighting…!!

  24. kenapa diio aneh?
    luhan bawahan siapa tuh? lanjot baca

  25. waow konflik na seru

  26. Annyeong . .
    Aku readers baru, Thor . .
    😀

    Nggak sengaja ngobrak~abrik digoogle dan akhirnya nemu fanfiction ini di blog ini 😀

    Pertama baca FF ini langsung suka apalagi castnya BangKAI 😀

    Salam kenal ya thor . .
    😀

  27. INI SEBENERNYA ADA APA?? Haaa daebak!! Mian reader baru jadi agak kudetss

  28. Whoaaa baguss ff nya^^(y)

  29. Aishhh ini action ya? Misterius bgt, jd penasaran plus bingung hubungannya luhan suho sm reika dan seira itu apa, knp suho dibunuh.. Next read

  30. spa sbnrnya luhan ???
    bos?
    mmbngungkan
    ap kai ma che. akan s bunuh

  31. izin baca thor…penasaran sama cerita ini..

  32. Bagus ff nya.
    Ada ngerinya
    Ada gelinya *if you know what I mean lah*

  33. Wahh daebak ff nya

  34. Spot jantung pas suho oppa di tembakkkk!! Andwaee.. Salut ama perjuangan suho ttup mulut sampe2 mau dia di bunuh -,-
    Luhan jahatt bangett, dalang nya siapa sih? mau ngapain jg dia ngincer reika dan seira???
    Luhan udh jahat, nyentuh2 seira lg. jatuh cinta tau rasa*ehhh tp di sini dia serem*isshh

  35. Tujuannya nyulik seira sma reika itu apa ya? :/ pnasaran kan.

  36. ff y keren seru

  37. Ada dendam apa c,, Bos nya Luhan trhdp 2 saudara itu???
    Penasaraaaannn

Leave a reply to liya Cancel reply